Tuesday, October 23, 2012

Harga Mobil Listrik Buatan Indonesia

Media massa di tanah air akhir-akhir ini santer membicarakan tentang mobil listrik buatan Indonesia. Beberapa diantaranya sering mengait-ngaitkan beritanya dengan sosok menteri BUMN, Dahlan Iskan. Tidak bisa dipungkiri memang beliaulah yang paling getol untuk mengangkat isu mengenai mobil ini. Tak main-main, semangat itu dibuktikannya dengan menggandeng seorang pakar otomotif kenamaan dari Yogya  bernama Danet Suryatama sebagai. Dari kerjasama ini baik desain konsep dan pembuatan, telah tercipta satu unit mobil sport bertenaga listrik sekelas "Ferrari" yang diberi harga Rp 1,5 Miliar, siap dikemudikan. Tak hayal, dari buah karya tersebut pak Dahlan sering menghiasi halaman pertama tabloid maupun situs informasi tentang dunia otomotif. Rencana awal memang kendaraan jenis ini akan dijadikan proyek mobil nasional, akan tetapi sebelumnya perlu dilakukan pengkajian terkait infrastruktur pendukung. Pengisian baterai yang merupakan bahan bakar utama masih menjadi kendala serta prinsip dan cara kerja (spesifikasi) mobil ini masih perlu diadakan sosialisasi kepada masyarakat luas.

Harga Mobil Listrik Buatan Indonesia

Meski demikian pangsa pasar mobil listrik buatan Indonesia sepertinya kian terbuka lebar, baik itu di tanah air sendiri, Asia atau bahkan Internasional. Sebenarnya sejak dari dulu desain serta konsep mobil jenis ini telah dikembangkan oleh beberapa fihak. Selain didasari oleh kebutuhan akan kendaraan masa depan yang berwawasan lingkungan, juga sebagai jawaban atas semakin menipisnya kandungan minyak bumi sebagai bahan baku bensin, pertamax, solar dll. Sehingga dibutuhkan alat transportasi dengan bahan bakar alternatif. Untuk kedepan, nampaknya baterai sebagai penyuplai tenaga utama masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Karena selain saat ini masih mendatangkan dari luar negeri dengan harga yang mahal, Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) adalah infrastruktur yang tak kalah penting yang harus disiapkan terlebih dahulu, layaknya SPBU sebagai tempat pengisian bahan bakar kendaraan seperti saat ini.

Selain dua hal tersebut diatas, kendala lain yang akan muncul adalah mahalnya harga mobil listrik buatan Indonesia. Bila merujuk dari tujuan awal yang akan diproyeksikan sebagai kendaraan nasional, maka diperlukan kebijakan supaya tercipta sebuah harga yang mampu menampung daya beli seluruh lapisan masyarakat. Jika baterai yang masih impor dengan harga tinggi menjadi salah satu alasan, maka dengan mendorong para ahli atau pengembang lokal yang kompeten dalam teknologi tersebut, masalah ini dapat teratasi sehingga ke depan kita bisa memproduksi baterai secara mandiri.

Di tempat lain, mobil “Ahmadi” yang di desain oleh Dasep Ahmadi pria asal Depok, Jawa Barat dengan mengangkat konsep teknologi yang sama juga telah siap meramaikan pasar otomotif nasional. Dahlan Iskan yang bisa dibilang sebagai aktor utama mobil listrik buatan Indonesia saat ini juga sempat menjajal kemampuan Ahmadi di jalan raya ibu kota. Mengusung harga yang kompetitif bila disejajarkan mobil listrik sekelasnya (200 hingga 300 Juta rupiah), Ahmadi memiliki spesifikasi sebagai City Car yang mungil namun tangguh.

Ahmadi, mobil listrik Indonesia

Mobil listrik buatan Indonesia ini memakai baterai Lithium ion berjumlah 36 biji yang dipasang pada bagian kabin penumpang belakang. Setiap baterai mempunyai kapasitas hingga 21 kWh. Dasep menuturkan dengan spesifikasi baterai tersebut akan sanggup membawa kendaraan berjalan mencapai 130 km. Dalam hal pengisian ulang, lama waktu yang dibutuhkan untuk semua baterai adalah 4 sampai 5 jam sampai pada kondisi full di setiap baterainya. Pada suspensi bagian depan varian Grand(G) dan Deluxe(L), mobil Ahmadi mengusung Mac Pherson Struts with Coil Spring serta stabilizer. Untuk suspensi belakang ketiganya memakai Trailing Arm dengan Coil Spring. Dalam hal berat, mobil listrik Ahmadi mempunyai bobot 900 kg untuk tipe S. Sedangkan untuk Grand (G) dan Deluxe (L) sama yaitu 900 kg. Dasep mengaku bahwa harga jual mobil sangat dipengaruhi oleh budget produksi serta beberapa komponen yang masih impor.

0 comments:

Post a Comment